SINOPSIS NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
Nama : Naila Khairunnisa
Kelas : 1EA04
NPM : 14217402
SINOPSIS NOVEL
I.
JUDUL :
MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
II.
PENULIS : TERE
LIYE
Dalam novel ini diceritakan seorang anak
berumur 6 tahun bernama Melati yang memiliki keterbatasan dalam hidupnya. Ia
menderita bisu, tuli, dan buta. Semua keterbatasan yang dialami oleh Melati
sudah sangat membuat ia frustasi, ia tak dapat mengenal siapa Tuhannya, alam,
beserta isinya.
Semua rasa keingintahuannya akan segala hal membuatnya semakin frustasi dan
akhirnya tidak dapat dikendalikan. Sering kali Melati mengamuk dan
melempar-lempar benda-benda, jika ia disentuh ia akan langsung meronta-ronta
melawan kedua orang tuanya, tuan HK dan istrinya hampir putus asa akan
kesembuhan Melati, dokter dari luar negeri sudah beberapa kali mecoba
menangani. Namun hasilnya tetap sama tidak ada perubahan. Hingga akhirnya Pak
Guru Karang yangb selama ini sering mabuk dan terpuruk akan kehidupan lah yang
datang menolong Melati agar dapat mengenal Tuhan, dunia, dan seisinya. Sudah
beberapa kali Bunda Melati mengirimkan surat bahkan mengunjungi Karang langsung
kerumah Ibu Gendut dimana Karang tinggal untuk meminta bantuan agar mau
membantu Melati. Awalnya Karang tidak mau berniat sedikitpun untuk membantu
Melati karena merasa bersalah dan frustasi yang masih terbayang di benaknya.
Menewaskan 18 anak didiknya di taman bacaan ketika terjadi kecelakaan
tenggelamnya kapal, hal itu masih terbayang di benak Karang karena tidak dapat
menyelamatkan mereka. Namun dengan bujukan Ibu Gendut dan kecintaan Karang
terhadap anak kecil, ia akhirnya berubah pikiran mau membantu Melati melepas
segala frustasi dan rasa keingintahuannya yang sudah lama membuncah dalam
benaknya untuk mengenal duani dan seisinya. Karang berusaha semampunya mengajari
Melati mengenal benda, mengajari ia tatakrama makan, dan lain sebagainya. Pada
awalnya Melati amat sangat sulit makan dengan sendok, namun akhirnya ia bisa
walau harus berulang kali gagal. Melati sudah bisa duduk diatas kursi jika ia
makan, tetapi terkadang rasa putus asa timbul dalam diri Karang. Namun secara
bertahap kebesaran Tuhan sudah mulai terlihat dalam diri Melati walau banyak
kendala yang dialami oleh Karang. Beberapa kali ia ingin diusir dari rumah
mewah itu karena dianggap tidak ada hasil atau perkembangan dalam diri Melati,
namun pada suatu ketika Melati tidak dapat lagi membendung rasa
keingintahuannya akan benda yang dingin dan sangat menyenangkan baginya. Ia
keluar berjalan meraba-raba menuju taman, berdiri dibawah rintikan hujan
merasakan benda yang sangat ia sukai. Lalu keajaiban datang ketika air hujan
membasuh lembut telapak tangan Melati, Melati merasakan aliran air di sela
jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa.
Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan kata “AIR”
dan meletakkan telapak tangan Melati ke mulutnya dan berkata A-I-R. Melati
akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui telapak
tangan Melati, air hujan yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya berhasil
mencungkilnya. Melalui telapak tangan itulah Melati mengenal semuanya. Akhirnya
dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia bisa
mengenali kursi, sendok, pohon, dan sebagainya.
IV. PESAN MORAL
Manusia harus tabah dalam menjalani segala ujian yang diberikan Tuhan dalam hidupnya dan tidak mudah putus asa. Manusia harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Selalu mengingat Tuhan dalam segala keadaan, selalu membantu sesama, menghargai orang lain dan saling percaya.
IV. PESAN MORAL
Manusia harus tabah dalam menjalani segala ujian yang diberikan Tuhan dalam hidupnya dan tidak mudah putus asa. Manusia harus selalu bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Selalu mengingat Tuhan dalam segala keadaan, selalu membantu sesama, menghargai orang lain dan saling percaya.
Komentar
Posting Komentar