ASPEK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERKAIT DENGAN KURS MATA UANG ASING, SERTA KEMUNGKINAN IMPLIKASI BISNIS YANG TERJADI AKIBAT FLUKTUASI NILAI TUKAR
ASPEK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERKAIT DENGAN KURS MATA UANG
ASING, SERTA KEMUNGKINAN IMPLIKASI BISNIS YANG TERJADI AKIBAT FLUKTUASI NILAI
TUKAR
SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL
Keuangan internasional (juga disebut ekonomi moneter internasional atau
ekonomi makro internasional) adalah cabang ekonomi keuangan yang mempelajari
keterkaitan dua negara atau lebih dari sisi moneter dan ekonomi makro. Keuangan
internasional mempelajari dinamika sistem keuangan global, sistem moneter
internasional, neraca pembayaran, nilai tukar, investasi asing langsung, dan
hubungannya dengan perdagangan, perdagangan internasional.
Keuangan internasional, kadang disebut keuangan multinasional, menangani
manajemen keuangan internasional. Investor dan perusahaan multinasional harus
menilai dan mengelola risiko internasional seperti risiko politik dan risiko
valuta asing, termasuk keterpaparan transaksi, keterpaparan ekonomi, dan
keterpaparan penerjemahan. Contoh konsep utama dalam keuangan internasional
adalah model Mundell–Fleming, teori wilayah mata uang optimum, paritas daya
beli, paritas suku bunga, dan efek Fisher internasional. Kajian perdagangan
internasional menggunakan konsep-konsep ekonomi mikro, sedangkan penelitian
keuangan internasional menggunakan konsep-konsep ekonomi makro.
Sistem keuangan internasional mulai dikenal pada tahun 1870, dimana saat
itu emas merupakan standar dalam menentukan jumlah uang yang bisa dicetak oleh
suatu negara. Yang dimaksud disini adalah negara tidak lagi menerapkan
penggunaan mata uang dari emas, melainkan negara mencetak uang kertas yang mana
nilai dari banyaknya uang yang bisa dicetak harus sesuai dengan jumlah emas
yang dimiliki negara. Kemudian sistem keuangan ini terus mengalami perubahan
seiring adanya faktor-faktor yang berpengaruh pada kestabilan ekonomi dari
waktu ke waktu. Berikut sistem keuangan internasional yang pernah diterapkan
mulai dari zaman dahulu hingga sekarang:
1. Sistem Standar Emas
Sistem standar emas adalah sistem keuangan yang berdasar pada nilai emas sebagai acuan untuk alat pembayaran yang sah, dasar penentuan nilai uang, dan sebagai dasar dalam menentukan atau pembanding nilai tukar mata uang. Hakikatnya nilai mata uang suatu negara apakah itu berupa uang kertas maupun jenis lainnya, dalam sistem standar emas nilai mata uang tersebut akan berkaitan langsung dengan nilai emas yang dimiliki oleh suatu negara. Sederhananya adalah negara berhak mencetak uang sebanyak-banyaknya sesuai dengan mata uang negara yang sah dengan persyaratan jumlah emas yang disimpan atau dimiliki oleh negara memiliki nilai yang sama dengan jumlah uang yang dicetak.
2. Sistem Bretton Woods
Berakhirnya perang dunia
pertama membawa dampak buruk yang berkepanjangan terhadap laju perkembangan
perekonomian di seluruh negara-negara di dunia. Penerapan sistem standar emas
dinilai tidak lagi sesuai dengan kondisi negara setelah perang dunia pertama,
hal ini disebabkan berkurangnya pasokan komoditas emas untuk dikonversi kedalam
mata uang negara. Dengan memburuknya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh banyak
negara, kemudian mendorong banyak negara untuk memecahkan permasalahan yang
sama dengan mengadakan pertemuan dengan negara-negara di dunia untuk mencari
solusi dalam memperbaiki kondisi perekonomian pasca perang, terutama dalam
masalah sistem keuangan atau moneter.Pertemuan tersebut dilaksanakan di Bretton
Woods, New Hampshire, Amerika Serikat pada tahun 1944 dan dihadiri oleh
perwakilan dari 44 negara di dunia. Dari pertemuan ini kemudian akan menjadi
sebuah sejarah tentang terbentuk sistem baru dalam dunia keuangan internasional
yang diposisikan sebagai pengganti dari sistem standar emas yaitu Sistem
Bretton Woods.
3. Sistem Kurs Mengambang
Terkendali
Tahun 1972 merupakan tahun
dimana Sistem Bretton Woods tidak dijalankan lagi, karena mengalami banyak
masalah yang berakibat pada ketidakstabilan cadangan emas yang dimiliki oleh
Amerika. Setelah Sistem Bretton Woods berakhir maka sistem moneter
internasional mulai diambil alih oleh IMF yang kemudian lahirlah sistem
keuangan baru yang disebut dengan Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau
Managed Float. Yang dimaksud dengan Sistem Kurs Mengambang Terkendali adalah
sebuah sistem keuangan internasional yang merupakan penggabungan antara sistem
nilai tukar tetap dan sistem nilai fleksibel. Dengan menerapkan sistem ini maka
akan terlihat perubahan nilai tukar yang terus berubah-ubah setiap harinya dan
hal ini menunjukkan sebuah respons terhadap aktivitas pasar. Karena sifat yang
dinamis inilah maka dibutuhkan sebuah perantara atau media yang memiliki
pengaruh dalam mengendalikan kestabilan pasar terhadap perubahan nilai tukar,
perantara atau media yang dibutuhkan dalam kegiatan pasar diwakili oleh adanya
bank sentral.
MATA UANG ASING (VALUTA ASING)
Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan
juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta
asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang suatu negara yang
memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem perekonomian di
seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing yang paling banyak
digunakan adalah Dollar.
Valuta asing merupakan bagian dari devisa suatu negara. Devisa sendiri
merupakan setiap kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara yang berada di luar
negeri yang wujudnya dapat berupa barang, jasa, atau bahkan mata uang yang
digunakan sebagai alat transaksi perdagangan lintas negara. Devisa suatu negara
yang berbentuk mata uang ini lah yang sering kita sebut dengan istilah valuta
asing.
Fungsi Valuta Asing
1. Alat tukar internasional
Pada fungsi ini, valas berguna untuk melakukan transaksi jika sedang
berada di luar negeri. Selain itu, valas juga berguna untuk kegiatan
tukar-menukar barang dan jasa dengan negara lain, misalnya dalam ekspor dan
impor.
2. Alat pengendali kurs
Valas berguna sebagai pembanding nilai mata uang antar negara, atau yang
biasa akrab kita kenal dengan istilah kurs, yang mana kurs mata uang suatu
negara bisa melemah atau menguat. Valas berguna sebagai alat untuk
mengendalikan kurs pada mata uang asing.
3. Alat pembayaran internasional
Valas dapat berfungsi sebagai alat pembayaran internasional, misalkan
suatu negara memiliki hutang dengan negara lain, maka negara yang berhutang ini
bisa membayarkan hutangnya dengan valuta asing yang sesuai beserta bunga-nya.
4. Alat mempermudah perdagangan
internasional
Dengan menggunakan valas,
maka setiap negara bisa melakukan kegiatan jual beli antar negara tanpa
terkendala mata uang.
Jenis-jenis Valuta Asing
Valas dibedakan menjadi dua
kelompok, dan berikut penjelasannya:
1. Valuta asing fisik
Valas fisik biasanya berupa uang asing atau uang negara lain dalam
bentuk uang kartal, baik yang berupa uang kertas bank, uang kertas negara,
ataupun uang logam.
2. Valuta asing non fisik
Valas non fisik biasanya
berbentuk uang giral atau surat-surat berharga. Contohnya antara lain cek,
wesel, internasional money, travelers, dan cheque.
Sistem Valuta Asing yang Berlaku Saat Ini
1. Sistem Kurs Bebas (Floating)
Sistem kurs bebas artinya
pembuatan kurs tersendiri dari suatu permintaan dan penawan dari mata uang
asing. Sehingga pemerintah tidak ikut campur dalam menentukan kurs mata uang
yang kan ditukar.
Misalnya Anda akan belaja di
sebuah marketplace terbesar didunia. Marketplace tersebut hanya menerima mata
uang dolar, kita yang menggunakan mata uang rupiah harus menukarnya terlebih
dahulu dengan dolar melalui website marketplace tersebut.
Penetapan Kurs yang ada di marketplace tersebut tidak ada ikut campur dari pemerintah negara tempat tinggal Anda. Sehingga kurs yang ada di marketplace itu disebut dengan kurs bebas. Kurs dalam marketplace juga bisa berubah sewaktu-waktu karena beberapa faktor yang mempengaruhinya.
2. Sistem Kurs Tetap
Sistem kurs tetap ini ada
campur tangan dari pemerintah di negara tempat tinggal Anda. Sistem kurs ini
juga ditetapkan oleh bank sentral yang secara aktif terlibat dalam transaksi
valas.
Dengan ditetapkan oleh
pemerintah maka ketika kita ingin menukar uang di bank satu dengan bank yang
lainnya, maka kursnya sama. Kemudian pihak bank juga tidak bisa mengubah kurs
sendiri sebab ada keterkaitan dengan pemerintah. Jika pihak bank menyimpang dan
tidak memenuhi standar maka akan di berikan sanksi.
3. Sistem Kurs Terkendali Atau
Terkontrol
Untuk sistem yang ketiga ini,
pemerintah atau pihak bank mempunyai kekuasaan dalam menentukan nilai alokasi
pemakaian valuta asing yang tersedia. Sehingga pasar valas akan tetap stabil
dan tidak akan terjadi banyak inflasi. Sistem ini sangat berguna dalam memantau
ketersediannya valuta asing dalam perdangan
kegiatan ekspor dan impor.
IMPLIKASI BISNIS AKIBAT
FLUKTUASI NILAI TUKAR
Fluktuasi mata uang adalah hasil alami dari sistem nilai tukar yang
berubah-ubah yang merupakan norma dari sebagian besar perekonomian utama. Nilai
tukar satu mata uang terhadap yang lain dipengaruhi oleh berbagai faktor
fundamental dan teknis. Termasuk diantaranya jumlah pasokan dan permintaan dari
dua mata uang tersebut, kinerja ekonomi, prospek inflasi, perbedaan suku bunga,
arus modal, dukungan teknis dan tingkat resistensi, dan sebagainya. Karena
faktor-faktor ini umumnya dalam keadaan fluks terus-menerus maka nilai mata
uang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Namun, walaupun tingkat mata uang
sebagian besar seharusnya ditentukan oleh ekonomi yang mendasarinya, hal ini
sering berubah-ubah, karena gerakan besar dalam mata uang juga bisa mendikte
nasib perekonomian suatu negara.
Sedangkan dampak perputaran mata uang terhadap perekonomian jauh
jangkauannya, kebanyakan orang justru tidak terlalu memperhatikan nilai tukar
mata uang karena sebagian besar bisnis dan transaksi mereka dilakukan dengan
mata uang domestik . Untuk sebagian konsumen, nilai tukar hanya diperlukan
untuk kegiatan atau transaksi tertentu seperti misalnya bepergian ke luar
negeri, pembayaran barang impor atau
pengiriman uang luar negeri sesekali waktu.
Kesalahan umum yang biasanya terjadi adalah dengan menganggap bahwa mata
uang domestik yang kuat merupakan hal yang baik bagi perekonomian suatu negara,
karena dengan begitu orang memerlukan biaya yang lebih murah untuk melakukan
perjalanan ke Eropa, misalnya, atau untuk membayar sebuah produk impor. Pada
kenyataannya, mata uang yang terlalu kuat dapat memberikan hambatan yang
signifikan terhadap perekonomian dasar dalam waktu jangka panjang, karena
seluruh industri yang ada justru tidak kompetitif dan ribuan pekerjaan hilang.
Sementara konsumen meremehkan melemahnya mata uang domestik karena akan membuat
biaya perjalanan ke luar negeri dan belanja impor lebih mahal, malahan mata
uang yang lemah justru dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih.
Sumber:
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sistem-keuangan-internasional
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-valuta-asing-dan-fungsinya/
https://kamus.tokopedia.com/v/valuta-asing/
http://informasiforex.com/pengaruh-fluktuasi-mata-uang-pada-perekonomian/
Komentar
Posting Komentar