Pengertian Budaya Organisasi dan Perusahaan, Hubungan Budaya dan Etika, Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis (Penulisan Etika Bisnis Materi 8) - 3EA01

TUGAS PENULISAN

ETIKA BISNIS

Pengertian Budaya Organisasi dan Perusahaan, Hubungan Budaya dan Etika, Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis Etis


DOSEN: DR. HERRY SUSSANTO, SE., MM.

DISUSUN OLEH:

NAILA KHAIRUNNISA (14217402)




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Budaya organisasi adalah persamaan persepsi yang dipegang oleh anggota organisasi dalam memberikan arti (share meaning) dari suatu sistem nilai yang ada. Persamaan persepsi ini penting mengingat bahwa anggota organisasi mempunyai latar belakang dan level yang berbeda.
Masing-masing karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut, dan cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.   Apa saja karakteristik budaya organisasi ?
2.   Apa saja fungsi budaya organisasi ?
3.   Bagaimana pedoman dan tingkah laku ?
4.   Bagaimana apresiasi budaya ?
5.   Bagaimana  hubungan dan budaya ?
6.   Bagaimana pengaruh etika terhadap budaya ?
7.   Bagaimana kendala  mewujudkan kendala kinerja bisnis ?

1.3  Tujuan Pembuatan Paper
 Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui karakteristik budaya organisasi
2. Mengetahui fungsi budaya organisasi
3.   Mengetahui pedoman dan tingkah laku
4.   Mengetahui apresiasi budaya
5.   Mengetahui  hubungan dan budaya
6.   Mengetahui pengaruh etika terhadap budaya
7.   Mengetahui kendala  mewujudkan kendala kinerja bisnis

1.4 Manfaat Pembuatan Paper
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai karakteristik budaya organisasi, fungsi budaya organisasi, pedoman dan tingkah laku, apresiasi budaya, hubungan dan budaya, pengaruh etika terhadap budaya dan kendala  mewujudkan kendala kinerja bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang real di masyarakat pada umumnya.

1.5 Metode Pembuatan Paper
Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
1.Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang kami bahas.
2.Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas melalui Internet.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Budaya Organisasi
 Karakteristik budaya organisasi, yaitu;
1.      Inovasi dan pengambilan resiko
Tingkat daya dorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2.    Perhatian terhadap detail
Tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3.    Orientasi terhadap hasil
Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4.    Orientasi terhadap individu
Tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada di dalam organisasi.
5.    Orientasi terhadap tim
Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara   perorangan.
6.    Agretivitas
Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan tidak bersikap santai.
7.      Stabilitas
Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam memper-tahankan status quo berbanding pertumbuhan.

2.2  Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang ada didalamnya. Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

2.3 Pedoman Tingkah Laku
Terdapat tiga faktor yang menjelaskan perbedaan pengaruh budaya yang dominan terhadap perilaku, yaitu:
1.   Keyakinan dan nilai-nilai bersama.
2.   Dimiliki bersama secara luas.
3.   Dapat diketahui dengan jelas, mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap perilaku.

2.4  Apresisasi Budaya
Apresiasi Budaya adalah pemahaman dan pengenalan secara tepat sehingga tumbuh penghargaan dan penilaian terhadap hasil budaya  kegiatan menggauli hasil budaya dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap hasil karya
Apresiasi kebudayaan adalah penghargaan dan pemahaman atas budaya (Natawidjaja, 1980), kegiatan menggauli (kebudayaan) dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik (terhadap kebudayaan) (Effendi, 1974), pendek kata, penghargaan (terhadap kebudayaan) yang didasarkan pada pemahaman (Sudjiman, 1984).

2.5 Hubungan Etika dan Budaya
Hubungan etika dan budaya antara lain :
1. Etika dalam implementasinya dipengaruhi oleh agama dan budaya
2. Agama dan budaya dianggap sebagai sumber hukum, peraturan dan kode etik.
3. Sebagai sumber maka agama dan budaya lebih independen.

Hubungan etika dengan budaya perusahaan
Etika merupakan standar moral yang menyangkut baik-buruk  dan benar-salah. Etika bisnis meliputi:
a.      Etika perusahaan
Hubungan perusahaan dengan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
b.         Etika kerja
Hubungan antara perusahaan dengan karyawan
c.         Etika perorangan
Hubungan antar karyawan

2.6  Pengaruh Etika terhadap Budaya
Perilaku etis dapat menimbulkan saling percaya antara perusahaan dengan stakeholder. Perilaku etis dapat mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya. Budaya perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan perilaku etis. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis. Faktor yang menyebabkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan:
a.    Terciptanya budaya perusahaan secara baik.
b.    Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya.
c.    Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai.

2.7  Kendala Mewujudkan Kinerja Bisnis
Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
1.    Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.

2.    Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.

3.      Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.

4.      Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.


5.   Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen.

2.8 Contoh Kasus
1.   Budaya Organisasi PT BNI
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank  Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Adapun visi, misi, dan nilai PT BNI adalah sebagai berikut :
a.         Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan  Terdepan dalam Layanan dan Kinerja
Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif   kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumen.

b.        Misi BNI
1.        Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepadaseluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice).
2.        Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3.        Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkaryadan berprestasi.
4.        Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungansosial.
5.        Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

c.         Values
Kenyamanan dan Kepuasan.

d.        Filosofi Logo Baru
Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan DesainIdentitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata“BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.
-          Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkankekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal danunik.
-          Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
-          Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoiseyang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat,mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis.Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut.Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern.

2.    Karakteristik Budaya Organisasi PT BNI
       Budaya Organisasi BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, terdiri dari :
-       4 (Empat) Nilai Budaya Organisasi :
1. Profesionalisme
2. Integritas
3. Orientasi pelanggan
4. Perbaikan tiada henti

-       6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI :
1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
2. Jujur, Tulus dan Ikhlas
3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
4. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
6. Kreatif dan Inovatif

Setiap Nilai Budaya Organisasi BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI adalah :

  
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Budaya organisasi adalah persamaan persepsi yang dipegang oleh anggota organisasi dalam memberikan arti (share meaning) dari suatu sistem nilai yang ada. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang ada didalamnya. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis.



DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita%20Endang%20Kusmaryani,%20M.Si./BUDAYA%20ORGANISASI.pdf


Komentar

Postingan Populer